Perbandingan Ekspor & Impor Indonesia dan Perdagangan ASEAN terhadap PDB

Screen Shot 2015-01-03 at 3.54.24 PM

Perdagangan di Indonesia secara signifikan dipengaruhi oleh migas. Sampai tahun 2004, Indonesia merupakan eksportir minyak bumi. Dapat dilihat melalui grafik di atas, ekspor Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 1974, yang merupakan awal dari meningkatnya harga minyak akibat krisis minyak bumi pada tahun 1973. Pada tahun 1980, ekspor Indonesia kembali mengalami peningkatan yang signifikan akibat naiknya harga minyak yang diakibatkan oleh krisis minyak bumi yang berkelanjutan pada era 1970. Perbandingan ekspor terhadap PDB mencapai titik puncak pada tahun 1998, tetapi bukan dikarenakan meningkatnya ekspor namun karena penurunan PDB secara drastis akibat krisis moneter pada tahun tersebut. Impor di Indonesia memiliki tren yang relatif stabil, sejak tahun 1999, impor Indonesia berkisar antara 20-30% dari PDB. Pertumbuhan ekonomi memiliki peran yang cukup besar terhadap impor di Indonesia, hal ini disebabkan karena meningkatnya permintaan akan barang modal dan barang konsumsi. Pada tahun 2012, Indonesia mengalami defisit perdagangan yang terjadi akibat meningkatnya impor, terutama impor minyak bumi.

Screen Shot 2015-01-03 at 3.54.34 PM

Prosentase perdagangan terhadap PDB delapan negara ASEAN memiliki tren yang cukup beragam. Negara seperti Brunei Darussalam, Indonesia, Laos, dan Singapura tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan, Filipina dan Malaysia mengalami penurunan perdagangan yang cukup besar, sedangkan Vietnam dan Thailand mengalami peningkatan perdagangan yang cukup tinggi. Dari semua negara yang ada, tingkat rasio perdagangan terhadap PDB tertinggi terdapat di Singapura. Hal ini dikarenakan Singapura relies heavily on trade dalam perekonomiannya. Selain itu Singapura juga menjadi hub perdagangan bagi negara-negara tetangganya. Jika dibandingkan dengan tujuh negara lainnya, Indonesia memiliki PDB terbesar namun rasio perdagangan terhadap PDB-nya justru paling rendah. Hal ini dikarenakan sebagian besar PDB Indonesia digunakan untuk keperluan konsumsi.

Tinggalkan komentar